Rabu, 20 Mei 2009

Generasi Yatim Piatu by Brother Paul

Siapakah Daud ? Semua mengenalnya sebagai pemusik handal yang menulis hamper semua kitab Mazmur, semua juga tahu bahwa dialah yang mengalahkan Goliat dari Gat, sipenentang Allah dari Filistin setinggi tiga meter, tombaknya setinggi tiang listrik dan mempunyai perilaku selalu ingin berperang. Semua tahu bahwa Daud adalah raja Isarel yang terhebat dan paling dikasihi. Tuhan sendiri berkata bahwa dia berkenan dihatiNya. I Samuel 13:14.

Namun ada beberapa misteri mengenai Daud dan keluarganya, menurut Alkitab, Isai memiliki tujuh putera dan juga menyatakan bahwa puteranya ada delapan orang, Kelihatannya Daud adalah anak bungsu. Meskipun biasanya anak bungsu diperlakukan dengan baik oleh semua anggota keluarganya, Daud sama sekali tidak mengalaminya dan dia sangat berbeda dengan yang lainnya.

Sulit dipahami mengapa tampaknya semua saudara Daud membencinya dan ayahnya menyembunyikan diatas bukit ketika Samuel dating untuk mengurapi salah seorang putera Isai yang akan menjadi raja Israel (I Samuel 16). Bahkan Samuel terkecoh begitu melihat Eliab, putera sulung Isai yang paling hebat, ketika nabi itu mendekatinya diujung barisan dengan membawa minyak urapan. Tetapi tidak satu[un dari barisan ketujuh putera Isai itu memiliki panggilan dari Tuhan.

Samuel bertanya kepada Isai, “inikah anakmu semuanya ?” Dengan rasa malu, Isai berkata bahwa Ia telah meninggalkan Daud, lagipula harus ada yang menjaga kawanan dombanya.

Selain itu juga Daud tidak hanya memiliki beberapa saudara tetapi juga saudari yakni Zeruya dan Abigail (I Tawarikh 2 : 16).

Anehnya silsilah Daud dalam Alkitab menunjukkan bahwa nama ayah kedua saudarinya bukan Isai melainkan Nahas (II Samuel 17:25). Tentu saja ayah Daud adalah Isai tetapi nama ibu Daud tidak disebut.

Pertanyaannya bagaimana pertalian Daud dengan kedua saudarinya jika mereka lain ayah ? Jawabannya adalah jika mereka berasal dari satu ibu dan jika demikian maka ibu mereka bukanlah istri Isai melainkan istri Nahas.

Tentunya ada beberapa kemungkinan adanya penjelasan yang lain; yaitu :

ð Mungkin Isai juga dikenal sebagai Nahas meskipun ini tidak dapat dipercayai

ð Mungkinkah Isai menikahi janda Nahas

ð Mungkinkah Isai kehilangan istri pertamanya lalu menikah dan membuahkan anak tunggal yakni Daud ?

Anak-anak kedua saudari Daud sebaya dengannya. Namun jika benar, seharusnya Nahaspun meninggal setelah memperanakkan kedua saudari Daud dan tidak lama kemudian istrinya menikah dengan Isai.

ð Kemungkinan ini yang sederhana dan memalukan yang tidak disebutkan oleh hamper semua pengamat yaitu ibu Daud bukan istri Isai. Isai tidak menikah dengannya ketika Daud dikandungannya. Jika memang demikian, ini akan cukup menjelaskan mengapa Daud ditolak oleh saudara-saudaranya dan tampaknya dia menjadi aib bagi keluarganya.

Tentu saja tidak ada anak haram yang ada hanyalah orang dewasa yang memiliki hubungan yang tidak sah. Daud tidak bisa disalahkan atas keadaannya, apapun itu. Tetapi anak “haram” dapat menjelaskan mengapa semua kakaknya bersikap aneh ketika Daud muncul dimedan peperangan dan tidak dimasukkan dalam barisan anak-anak Isai ketika Samuel datang mengurapi salah satu putera Isai yang akan menjadi raja Israel.

Jika memang demikian, sebagaimana yang diyakini oleh beberapa pengamat Yahudi, bahwa Daud adalah buah dari kandungan hubungan gelap antara ayahnya dengan istri Nahas, pasti dia dianggap sebagai aib bagi keluarganya dan sebisa mungkin disembunyikan dari masyarakat. Daudlah yang berkata dalam Mazmur 27:10 dan 55:7.

Dalam keadaan demikian Daud pasti merasa pahit. Dia bisa saja bertumbuh menjadi pemuda yang merasa tertolak, penuh sakit hati dan kebencian. Namun justru dia menyerahkan hatinya yang kesepian pada Tuhan yang dipanggilnya “Bapa” dan menaikkan pujian bagiNya diatas bukit bersama kawanan domba dan kecapinya dan Tuhan yang Maha Adil itu. Tuhan mengasihi anak-anakNya, yatim piatu dimataNya menjelajah ke seluruh bumi, menjadikan Daud sebagai raja terhebat di Isarel.

Jadi sekalipun saat ini saudara dan saya mengalami rasa seorang diri, dikucilkan tidak dianggap bahkan merasa tersisih, percayalah bahwa Tuhan tetap memperdulikan.

Dia ayah dan ibu bagi saudara dan saya untuk melangkah maju menjadi generasi yang kuat. Amien.

Posting Terbaru

Translate To Your Language

English French German Spain Italian Dutch Russian Portuguese Japanese Korean Arabic Chinese Simplified